Akhirnya bisa Posting Lagi, saya akan coba ulas mengenai Validitas dan Realibilitas. sebuah Data haruslah benar-benar dapat memberikan informasi secara benar tentang objek yang sedang diteliti. Jika data yang dikumpulkan tidak benar, tidak akurat dan tidak objektif maka data tersebut tidak akan dapat memberikan manfaat dari penelitian bahkan akan dapat memberikan kesimpulan yang salah, pada akhirnya akan salah mengambil keputusan dan kebijakan. Untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat dan objektif, dibutuhkan alat pengumpul data yang mempunyai validititas dan reliabilitas tinggi.
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen wajib dilakukan untuk data-data yang bersifat abstrak seperti pengetahuan, sikap dan sejenisnya. Pengujian instrumen dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data pada objek atau responden penelitian yang sebenarnya. Caranya adalah setelah instrumen (kuesioner) selesai dibuat, maka tentukan responden yang akan digunakan sebagai uji coba yaitu responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang akan diteliti, tapi tidak boleh menggunakan responden penelitian. Jumlah responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya minimal 30 responden, karena dengan jumlah responden tersebut maka nilai dan hasil pengukuran akan mendekati distribusi normal (sumber : Ancok, 1997).
VALIDITAS
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Jika suatu instrumen pengukuran sudah valid (sah) berarti instrumen tersebut dapat mengukur benda dengan tepat sesuai dengan apa yang ingin diukur.
Contoh timbangan hanya valid digunakan untuk mengukur berat. Namun demikian jenis timbangan yang digunakan harus juga sesuai dengan objek yang akan ditimbang. Untuk menimbang bayi maka lebih valid menggunakan timbangan bayi dibanding menggunakan timbangan orang dewasa. Meteran hanya valid digunakan untuk mengukur panjang tapi tidak akan valid jika digunakan untuk mengukur waktu.
Dalam membuat instrumen penelitian kita harus mengetahui apakah alat ukur yang akan kita gunakan dalam penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Cara yang paling umum digunakan untuk mengukur validitas instrumen adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Skor masing-masing item haruslah berkorelasi secara significant dengan skor totalnya. Validitas ini disebut dengan validitas constrak (construct validity). Bila alat ukur sudah memiliki validitas konstrak maka sudah dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut sudah valid.
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Jika suatu instrumen pengukuran sudah valid (sah) berarti instrumen tersebut dapat mengukur benda dengan tepat sesuai dengan apa yang ingin diukur.
Contoh timbangan hanya valid digunakan untuk mengukur berat. Namun demikian jenis timbangan yang digunakan harus juga sesuai dengan objek yang akan ditimbang. Untuk menimbang bayi maka lebih valid menggunakan timbangan bayi dibanding menggunakan timbangan orang dewasa. Meteran hanya valid digunakan untuk mengukur panjang tapi tidak akan valid jika digunakan untuk mengukur waktu.
Dalam membuat instrumen penelitian kita harus mengetahui apakah alat ukur yang akan kita gunakan dalam penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Cara yang paling umum digunakan untuk mengukur validitas instrumen adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Skor masing-masing item haruslah berkorelasi secara significant dengan skor totalnya. Validitas ini disebut dengan validitas constrak (construct validity). Bila alat ukur sudah memiliki validitas konstrak maka sudah dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut sudah valid.
teknik korelasi product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
RELIABILITAS
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama. Maksudnya adalah dengan menggunakan alat ukur yang sama dilakukan pengukuran berulang-ulang maka hasilnya tetap sama.
Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang konsisten. Namun kadang-kadang kondisi ini sulit didapat, terutama untuk mengukur gejala sosial maka sulit untuk mendapatkan instrumen yang benar-benar reliabel. Reliabilitas alat pengukur gejala sosial biasanya dinyatakan dengan indeks korelasi (indeks r). Indeks korelasi ini menunjukkan korelasi hasil pengukuran pertama dan hasil pengukuran ulang. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada item-item yang sudah memiliki validitas. Oleh karena dalam pengujian instrumen terlebih dahulu harus diuji validitas baru dilakukan uji reliabilitas.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan nilai korelasi keseluruhan (alpha crombach) dengan nilai r tabel. Jika nilai alpha crombach > r tabel maka instrumen tersebut adalah reliabel.
4 comments:
Salam kenal. Nama saya Mirza. Uji validitas kan ada tiga, validitas isi, kriteria dan konstruk. Penghitungan validitas melalui korelasi skor butir-total, masuk dalam jenis validitas yang mana ya pak. Terim kasih.
Salam kenal..
saya mau tanya pak, kalau ada item yang tidak valid solusinya bagaimana..?? terimakasih :)
thank you so much bro..
Here my blog www.yurachiashare.blogspot.com
bantu jawab:
Uji validitas ada dua bagian yaitu uji validitas Soal dan uji validitas Butir Soal.
untuk Validitas Soal terbagi dua lagi yaitu validitas Rasional & validitas Empiris.
validitas Rasional terbagi dua lagi yaitu validitas Isi dan Validitas Konstruk.
sedangkan validitas Empiris terbagi dua juga yaitu Validitas prediksi dan validitas Concurent/bandingan.
sedangkan Pertanyaannya terkait dengan validitas Butir Soal/Item.
Validitas Butir sasarannya ada dua, yaitu tes objektif dan tes uraian.
untuk soal berupa uraikan biasanya menggunakan Rumus Alpha
sedangkan untuk menghitung soal obyektif maka dugunakan formula Spearman Brown, rulon, Flanangan, Kuder Richardson, dan C.Hoyt.
Post a Comment