Monday, February 18, 2008

ASESSMENT KALSIUM

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.

Untuk memenuhi 1% kebutuhan ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang dimakan atau dari tulang. Apabila makanan yanag dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang. Sehingga tulang dapat dikatakan sebagai cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka tulang akan mengalami pengeroposan tulang.

Fungsi Kalsium
  • Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat
  • Mencegah osteoporosis
  • Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka
  • Menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf
  • Mengatur kontraksi otot
  • Membantu transport ion melalui membran
  • Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak
  • Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
  • Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
  • Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
(Asesment) Penilaian Kalsium :
Antropometri

1. Tinggi Badan/ Panjang Badan
2. Rentang Tangan
3. Tinggi Lutut

Biofisik
1. Kepadatan Tulang (Densitas Tulang)
Kepadatan tulang adalah jumlah kandungan mineral tulang dalam setiap cm2
tulang yang diukur dengan alat bone densitometer. Kepadatan tulang pada masa remaja
dapat menentukan risiko osteoporosis saat usia lanjut. Yang diukur adalah kepadatan tulang bagian pinggang, punggung, kepala, lengan, rusuk,panggul dan bagian kaki. Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat densitometri), WHO membuat kriteria sebagai berikut :Normal :
Nilai T pada BMD > -1
Osteopenia : Nilai T pada BMD antara -1 dan -2,5
Osteoporosis : Nilai T pada BMD < -2,5 Osteoporosis Berat : Nilai T pada BMD , -2,5 dan ditemukan fraktur 2. Biopsi tulang
Biopsi tulang dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka, bersifat invasif. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi mengenai osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas mineralisasi tulang

3. Pemeriksaan radiologis konvensionil
Pemeriksaan radiologik tidak dapat memberi gambaran dinamis resorpsi dan Pembentukan tulang yang dapat menunjukkan derajat kecepatan kehilangan tulang.Pemeriksaan radiologik merupakan pemeriksaan dasar yang dapat memperlihatkan gambaran radiolusensi meningkat, namun tidak sensitif karena osteoporosis baru dapat terdeteksi apabila penurunan massa tulang mencapai 50% atau lebih Selain itu terpretasi sangat tergantung pada kualitas hasil foto dan radiolog yang membacanya

Biokimia
1. Kadar kalsium darah (Serum kalsium)
Kadar kalsium darah adalah jumlah zat kalsium yang terdapat pada serum ataupun plasma darah dalam satuan mg/dl. Kadar kalsium darah yang yang baik berkisar 8.8-10,7 mg/dL.Kekurangan Kalsium disebut juga Hipokalsemia (kadar Kalsium darah <8,8>
1. Ekskresi kalsium Urin (Renal Excretion)
Pengukuran ekskresi kalsium urin 24 jam berguna untuk menentukan penderita malabsorpsi kalsium ( total ekskresi 24 jam kurang dari 100 mg) serta untuk penderita yang jumlah ekskresinya tinggi ( lebih dari 250 mg/24 jam)

2. Pemeriksaan kadar 25-OHD
Pemeriksaan kadar 25-OHD sangat sensitif untuk menilai keadaan vitamin D, kadar normalnya berbeda pada musim dingin dan musim panas (dinegara mempunyai 4 musim) pemeriksaan ini berguna untuk menduga malabsorpsi kalsium.

3. Pemeriksaan Serum PTH (Hormon Paratiroid)
Hormon paratiroid adalah hormon utama yang bertanggungjawab dalam memelihara konsentrasi kalsium setiap saat. Hormon Paratiroid mempertahankan konsentrasi ion Ca dalam plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan fosfat, Peningkatan PTH menyebabkan:
- Meningkatklan Ca serum dan meningkatkan fosfat serum.
- Meningkatkan ekskresi dari Pospat tetapi meningkatkan ekskresi Ca
- Merangsang pelepasan Ca dari tulang
- Meningkatkan alkali fosfatase serum bila terjadi perubahan tulang
- Mengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol menjadi 1,25 – dihydroxycholecalciferol)

4. Pemeriksaan Alkali fosfatase tulang (serum)

5. Hormon Calsitonin
Kalsitonin juga menunjukkan suatu pengaruh penghambatan penyerapan kalsium dan fosfor pada usus kecil. Pengaruh-pengaruh kalsitonin dalam sistem pengaturan termasuk :
1) Mereduksi kalsium dan fosfor
2) Menghambatrangsangan hormon paratiroid osteoklasia dan osteolisis osteositis,
3) Secara tidaklangsung menghambat penyerapan kalsium dan fosfor dari usus kecil
4) Perangsangan jangka pendek pada aktivitas osteoblastis.

6. Penanda biokimia CTx (C-Telopeptide)
Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral.

6 comments:

Anonymous said...

nice info

Anonymous said...

Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasar jenis kelamin dan usia. Menurut salah satu dokter ahli gizi, kebutuhan kalsium yag dibutuhkan orang Indonesia rata-rata adalah 500-800 mg per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause dianjurkan asupan kalsium per hari adalah 1.000 mg

Anonymous said...

Kalsium dapat kita peroleh dari makanan, seperti: susu, daging, sayuran hijau, keju, dan kacang-kacangan

BUdi A, ST said...

kalsium ....buat ibu hamil bagaimana????

dr. gunardi said...

Kalsium paling banyak di Susu yaaaaa

Anonymous said...

kadar 25(OH)D berbeda" ya , tapi mungkin bisa kasih info tidak mengenai kadar normalnya untuk orang asia ? lagi butuh kadar normal 25(OH)D pada remaja . terimakasih